Senin, 04 Maret 2013

Laporan Pengamatan Hukum Hooke

Laporan Penelitian Hukum Hooke

  1.    Judul   
Percobaan Hukum Hooke

  2.    Landasan Teori
 k merupakan konstanta pegas atau koofisien elastisitas pegas atau ukuran kelenturan pegas. Hubungan ini pertama kali diamati oleh Robert Hooke (1635 – 1703) pada tahun 1678, karenanya dikenal sebagai hukum Hooke.

Bunyi Hukum Hooke:
“ jika gaya tarik tidak melampaui batas elastisitas pegas, maka perubahan panjang pegas berbanding lurus dengan gaya tariknya”

Jika besar gaya yang dikerjakan pada pegas melewati batas elastisitas pegas maka, setelah gaya dihilangkan panjang pegas tidak kembali seperti semula. Hukum hooke hanya berlaku hingga batas elastisitas. Batas elastisitas pegas merupakan gaya maksimum yang dapat diberikan pada pegas sebelum pegas berubah bentuk secara tetap dan panjang pegas tidak dapat kembali seperti semula. Jika besar gaya terus bertambah maka pegas rusak.

Hukum Hooke menyatakan hubungan antara gaya F yang meregangkan pegas dan pertambahan panjang (∆X), didaerah yang ada dalam batas kelentingan pegas. F = k.Δx Atau  F = k (tetap dalam artian pegas tidak mengalami perubahan panjang), k adalah suatu tetapan perbandingan yang disebut tetapan pegas yang nilainya berbeda untuk pegas yang berbeda. Tetapan pegas adalah gaya per satuan tambahan panjang. Satuan Hukum Hooke dalam SI adalah N/m.

Salah satu prinsip dasar dari analisa struktur adalah hukum Hooke yang menyatakan bahwa pada suatu struktur : hubungan tegangan (stress) dan regangan (strain) adalah proporsional atau hubungan beban (load) dan deformasi (deformations) adalah proporsional. Struktur yang mengikuti hukum Hooke dikatakan elastis linier dimana hubungan F dan ∆X berupa garis lurus. Lihat Gambar 1.A. , sedangkan struktur yang tidak mengikuti hukum Hooke dikatakan Elastis non linier, lihat Gambar 1.B.

 





1.    Tujuan
·  Untuk menyelidiki hubungan antara gaya dengan pertambahan panjang
·  Untuk mengetahui pengaruh gaya dan pertambahan panjang terhadap konstanta Elastis Linear atau Elastis Non Linear.

2.    Alat dan Bahan
·         Penyangga
·         Pegas
·         Beban
·         Penggaris

3.    Cara Kerja
                   I.     Merangkai Alat dan bahan.
                 II.     Mengamati dan mengukur perubahaan panjang pegas, dilakukan sebanyak 5 kali percobaan dengan massa beban yang berbeda.
              III.     Cara membaca mistar dengan menghitung mulai dari garis angka nol.


4.    Hasil Pengamatan
No.
Massa (g)
X0 (cm)
X1 (cm)
1.
20
11,4
13,0
2.
40
11,4
14,8
3.
90
11,4
19,4
4.
140
11,4
24,0
5.
190
11,4
29,0









5.    Pembahasan.
          I.          Ubah satuan kedalam SI (Satuan Internasional)
No.
Massa (kg)
X0 (m)
X1 (m)
1.
20 . 10-3
11,4 . 10-2
13,0 . 10-2
2.
40 . 10-3
11,4 . 10-2
14,8 . 10-2
3.
90 . 10-3
11,4 . 10-2
19,4 . 10-2
4.
140 . 10-3
11,4 . 10-2
24,0 . 10-2
5.
190 . 10-3
11,4 . 10-2
29,0 . 10-2








       II.          Mencari Perubahan Panjang (∆X)
        ∆X1 = X1.1  –  X0                                                          ∆X4 = X1.4  –  X0             
∆X1 = 13,0 . 10-2  – 11,4 . 10-2                               ∆X4 =  24,0 . 10-2  – 11,4 . 10-2 
       = 1,6 . 10-2  m.                                                 = 12,6 . 10-2  m.

∆X2 = X1.2  –  X0                                                           ∆X5 = X1.5  –  X0
∆X2 = 14,8 . 10-2  – 11,4 . 10-2                               ∆X5 = 29,0 . 10-2 – 11,4 . 10-2 
        = 3,4 . 10-2  m.                                                = 17,6 . 10-2  m.

∆X3 = X1.3  –  X0
∆X3 = 19,4 . 10-2 – 11,4 . 10-2     
       = 8,0 . 10-2  m.

         III.          Mencari Besar Gaya (F)
F1 = m.g                                                          F4 = m.g
F1 = 20 . 10-3 . 10                                             F4 = 140 . 10-3 . 10
  = 200. 10-3 N                                                                = 1400. 10-3 N


F2 = m.g                                                           F5 = m.g
F2 = 40 . 10-3 . 10                                             F5 = 190 . 10-3 . 10
    = 400. 10-3 N                                                            = 1900. 10-3 N


F3 = m.g                                                          
F3 = 90 . 10-3 . 10        
   = 900. 10-3 N

          IV.          Mencari Konstanta Pegas (k)

          V.          Hasil Akhir pengamatan
No.
Massa (kg)
X0 (m)
X1 (m)
∆X (m)
F (N)
k (N/m)
1.
20 . 10-3
11,4 . 10-2
13,0 . 10-2
1,6 . 10-2  
200 . 10-3
12,50 
2.
40 . 10-3
11,4 . 10-2
14,8 . 10-2
3,4 . 10-2  
400 . 10-3
11,76 
3.
90 . 10-3
11,4 . 10-2
19,4 . 10-2
8,0 . 10-2  
900 . 10-3
11,25 
4.
140 . 10-3
11,4 . 10-2
24,0 . 10-2
12,6 . 10-2  
1400 . 10-3
11,11 
5.
190 . 10-3
11,4 . 10-2
29,0 . 10-2
17,6 . 10-2  
1900 . 10-3
10,79













Daftar Pustaka
·      Minggu, 03 Maret 2013, 05:08. http://gracep3.wordpress.com/fisika/teori-hukum-hooke/
·      Minggu, 03 Maret 2013, 05:12.  http://gurumuda.net/hukum-hooke.htm
·      Siswanto,  Sukaryadi. 2009. Kompetensi Fisik. Jakarta: Citra Aji Parama